Jumat, 27 November 2015

Membedakan Stres dengan Gangguan Jiwa




Sebenarnya, stres merupakan tekanan yang membuat orang harus beradaptasi menghadapinya untuk dapat bertahan hidup.


Stres seringkali diartikan sama dengan gangguan jiwa, padahal stresbukanlah gangguan jiwa. Faktanya stres dapat dialami oleh siapa saja danmerupakan bagian dari kehidupan manusia. Mengapa kita perlu mengenal stres?Karena stres dapat berkembang menjadi gangguan jiwa bila tidak ditanganidengan baik

Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.

Saat melihat orang berperilaku aneh, biasanya orang tersebut disebut "stres". Padahal, mungkin saja perilaku tak biasa tersebut sebenarnya merujuk pada gangguan jiwa. Memang masih banyak orang yang salah kaprah mengenai gangguan yang satu ini.

Dokter spesialis kejiwaan dari Divisi Psikiater Anak dan Remaja Departemen Psikiatri FKUI/RSCM, Tjhin Wiguna mengatakan, stres hanyalah ungkapan awam yang merujuk pada gangguan jiwa. Sebenarnya, stres merupakan tekanan yang membuat orang harus beradaptasi dalam menghadapinya untuk dapat bertahan hidup.

"Bila bisa beradaptasi artinya seseorang bisa mengelola stres dengan baik. Namun, jika kesulitan maka akan memicu gangguan jiwa, yang jenisnya bermacam-macam," tuturnya saat dihubungi Kompas Health, Kamis (7/8).

Gangguan jiwa dapat timbul dari skala ringan hingga berat. Gangguan jiwa ringan misalnya depresi yang tidak terlalu berat yang ditandai oleh gejala seperti murung, tidak bersemangat, atau panik. Sementara gangguan jiwa yang lebih berat misalnya depresi yang ditandai dengan menurunnya kemampuan berpikir, kognitif, psikomotorik, dan terlalu cemas akan masa depan.

"Yang terberat adalah psikotik yang sudah tidak mampu membedakan imajinasi dan realitas," ungkap Tjhin.

Semua itu  awalnya dipicu oleh stres yang tidak dapat dihadapi dengan adaptasi yang baik. Karena itu, stres merupakan sebuah kondisi, bukan gangguan yang mungkin banyak dimaksudkan orang selama ini.

Dapat disembuhkan

Tjhin menekankan, seberapapun beratnya gangguan jiwa, bila diterapi dengan tepat maka akan sembuh dan pasien gangguan jiwa dapat kembali normal. Terapinya sendiri terdiri dari dua macam jenis, yaitu dengan obat-obatan dan psikoterapi.

"Gangguan jiwa berhubungan dengan ketidakseimbangan senyawa kimia di otak atau yang disebut juga dengan neurotransmitter. Untuk memulihkannya, maka diperlukan obat-obatan. Sementara untuk memulihkan kejiwaan pasien, dibutuhkan psikoterapi yang berupa konseling," katanya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar