Jumat, 13 November 2015

Jangan Sepelekan Kandungan BPA pada Wadah Plastik




PLASTIK adalah bahan yang akrab dengan anak-anak. Mulai dari mainan hingga tempat makan dan minum. Pasalnya, benda ini dirasa aman dan awet digunakan.

Meski aman, perlu diingat bahan kimia untuk membuat wadah plastik tersebut bisa berbahaya untuk kesehatan anak.

Polikarbonat adalah salah satu bahan plastik yang digunakan untuk pembuatan botol susu bayi, kemasan makanan, perabotan makan dan minum. “Bahan utama plastik polikarbonat adalah bisphenol A (BPA). Bahan kimia tersebut sebenarnya tidak berbahaya selama dosisnya dapat diterima oleh tubuh,“ terang dr Herwina SpA.

Kandungan BPA yang rendah jika masuk ke dalam tubuh dan dicerna hati tidak menimbulkan dampak buruk untuk kesehatan. “Karena sifatnya telah inaktif di dalam tubuh,” ujar perempuan yang akrab disapa Wina ini.

Beberapa tahun belakangan, media dan dunia kesehatan begitu gencar dalam mengampanyekan bahaya BPA atau bishpenol-A yang kerap digunakan dalam pembuatan wadah plastik. BPA bisa dengan mudah ditemui, ada di botol air mineral, tempat makan plastik, dan pada wadah apapun yang terbuat dari plastik tanpa keterangan “bebas BPA”.

Tak heran bila hasil studi Centers for Disease Control mendapati, 95% orang dewasa di Amerika memiliki jejak BPA di urin mereka.

Menurut FDA (Food and Drug Administration), BPA sangat sulit untuk dihindari. Sebab BPA bisa saja masuk ke dalam tubuh jika wadah plastik dipanaskan , tergores, atau rusak. Bahkan, BPA ada di pipa air, cat, mainan, hingga lensa kacamata.

BPA dianggap berbahaya, karena keberadaannya bisa mengganggu fungsi endokrin. Endokrin sendiri memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan, metabolisme tubuh, pengaturan suasana hati, dan juga berkaitan dengan fungsi seksual dan reproduksi. Walau begitu,  menurut FDA, saat ini kandungan BPA  yang terdapat dalam makanan dianggap tidak membahayakan.

Bahkan, the National Institutes of Health, the European Food Safety Authority, dan WHO menyakini bahwa BPA tak selamanya berbahaya. Namun, yang perlu digarisbawahi ialah BPA dalam kadar tertentu memang tak berpengaruh banyak terhadap kesehatan orang dewasa, tapi bisa menimbulkan masalah yang serius bagi anak-anak maupun bayi.

Untuk itu, sejak tahun 2012 FDA melarang penggunaan BPA pada wadah minum dan makan yang digunakan pada bayi. Bahkan, di bulan Juli 2013, FDA melarang keras penggunaan BPA pada kemasan susu formula dan makanan bayi.

Sebab, di tahun-tahun awal pertumbuhan bayi, BPA ditakuti bisa mengganggu sistem hormon yang mengganggu kesehatan fisik, tumbuh kembang, bahkan berpotensi memicu sikap agresif maupun resah pada bayi.

Untuk itu, Anda bisa mulai mengurangi paparan BPA dengan cara:

- Kurangi pembelian makanan dengan wadah plastik.
- Tidak memakan sup atau makan makanan berkuah panas dengan wadah plastik.
- Pastikan semua produk bayi bertanda “bebas BPA”, termasuk mainan.
- Bila ingin memanaskan makanan, gunakan wadah keramik.
- Hindari memanaskan wadah plastik tanpa label “bebas BPA” pada mesin pensteril wadah minum atau makan bayi.
- Sebisa mungkin tidak meminum atau memberikan bayi minuman botol yang telah mengalami pemanasan, seperti botol minuman yang seharian berada di dalam mobil. Ditakutkan, suhu mobil yang panas membuat BPA dalam botol air mengontaminasi air tersebut.
- Tidak menggunakan kembali botol air mineral.
- Keringkan wadah dengan kain. Sebab, BPA juga kerap ditemukan dalam tisu.



Sumber : health.kompas.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar