Senin, 15 April 2013

Waspadai Gejala-gejala Parkinson



PARKINSON termasuk salah satu penyakit yang mungkin tidak begitu dikenal di telinga masyarakat Indonesia. Padahal, penyakit ini sudah cukup banyak ditemukan kasusnya di Tanah Air dan mengetahui gejala awal dari penyakit ini akan membantu melakukan penanganan dini.

Biasanya, sel-sel saraf membuat bahan kimia penting yang disebut dopamin. Dopamin mengirimkan sinyal ke bagian otak Anda yang mengontrol gerakan. Ini memungkinkan otot-otot Anda bergerak dengan lancar dan melakukan apa yang ingin mereka lakukan.


Mekanisme otak tersebut tak berjalan pada seseorang yang mengalami Parkinson. Terdapat kerusakan sel-sel saraf karena tidak memiliki cukup dopamin, sehingga penderitanya mengalami kesulitan bergerak seperti diinginkannya.

Parkinson merupakan salah satu penyakit degeneratif yang berlangsung perlahan. Umumnya penyakit ini akan terdiagnosis ketika seseorang berusia sekitar 50 hingga 60 tahun.

Penyakit Parkinson adalah penyakit degenerasi saraf yang disebabkan oleh matinya sel. Orang yang mengidap Parkinson biasanya memiliki gejala seoperti melambatnya seluruh gerakan motorik, rigiditas (kaku pada persendian), dan muncul tremor (gemetar).


"Gerakan jadi lambat, mudah lelah, keseimbangan terganggu, muncul kecemasan hingga depresi. Ini merupakan beberapa gejala parkinson yang umum ditemui," kata dr. Diatri Nari Lastri, Sp.S(K), Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) dalam acara peringatan Hari Parkinson Sedunia, di Jakarta.

Munculnya gejala ini berkaitan dengan matinya sel di bagian otak yang berfungsi sebagai penghasil dopamin, yaitu senyawa yang mengatur tindakan dan tanggapan emosional. Ketika sel tersebut mati, senyawa dopamin akan berkurang. Efeknya, bagian otak ini tak berfungsi untuk mengirim pesan ke saraf sumsum tulang belakang yang bekerja untuk kendalikan otot tubuh.

Diatri Nari juga memaparkan ada gejala paling umum yang dapat diketahui apakah seseorang menderita parkinson atau tidak. Berikut gejalanya yang lebih mudah diingat dengan TRAP.

Tremor
Tremor atau gemetar memang umum terjadi, biasanya mempengaruhi jari, jempol, tangan, dan lengan, dan dapat mempengaruhi bagian tubuh lainnya. Tremor pada parkinson paling terlihat ketika penyandang sedang berisitirahat.

Ketika dalam kondisi cemas atau emosional, tremor akan muncul. Seorang penyandang parkinson biasanya akan mengalami kesulitan untuk mengikat tali sepatu, mengancingkan kemeja, sulit menulis.

Rigiditas
Merupakan terjadinya kekakuan pada beberapa bagian tubuh, seperti kaki, lengan, atau batang tubuh. Tak hanya itu, otot juga mengalami ketegangan, lengan cenderung tak dapat berayun dengan harmonis.

Akinesia
Biasa dikenal dengan istilah bradikinesia. Ini merupakan atau gerakan melambat yang berpotensi pada hilangnya gerakan tubuh. Ekspresi wajah lebih sedikit seperti senyum, mengerutkan dari, serta berkedip jadi lebih jarang. Bahkan akan mengalami kesulitan menelan dan produksi jumlah air liur meningkat.

Postural Instability
Terjadinya ketidakseimbangan tubuh ketika melakukan mobilisasi gerak, terutama ketika berjalan berlari. Dalam hal ini kecenderungan untuk jatuh meningkat.

Gejala tersebut dapat berubah bahkan memburuk dari waktu ke waktu, tergantung kondisi (pemberian obat) penyandang. Kecepatan gejala memburuk bervariasi tiap orang. Ini karena parkinson merupakan penyakit yang membutuhkan waktu tahunan sebelum gejala tersebut bertambah buruk dan berpengaruh dalam kehidupan.

"Gejala parkinson akan muncul ketika kerusakan otak sudah enam puluh persen dengan kadar dopamin yang sedikit. Ini karena lima sampai tujuh tahun sebelumnya, otak mulai mengalami kerusakan. Oleh karena itu, parkinson belum diketahui jelas penyebabnya," kata dr. Banon Sukoandri, Spesialis Saraf sekaligus Ketua Yayasan Peduli Parkinson Indonesia (YPPI).

Terapi Musik

Banon menyampaikan, penyandang parkinson harus selalu memperhatikan pentingnya menjaga kemampuan motorik agar tetap berfungsi. "Diperlukan seni tersendiri untuk melatih dan merawat penyandang, seperti membuat kerajinan tangan, menulis, dan menggambar. Cara mengembangkannya dengan mendengarkan musik," kata Banon saat ditemui di Energy Cafe, Jakarta.

Menurutnya musik jenis ritmik dapat membantu penyandang untuk merangsang sensorik dari luar. Dengan demikian, gerakan akan diatur dengan mengikuti irama musik. Di beberapa negara, terapi musik diberikan sambil menggambar.

"Pasien akan disuruh menutup mata sambil mendengarkan musik dengan irama santai. Kemudian sambil mendengarkan irama, tangan diarahkan untuk menggambar mengikuti irama tersebut," jelas Banon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar