MONOSODIUM glutamate atau MSG seringkali digunakan dalam berbagai masakan untuk meningkatkan rasa. Namun, banyak yang percaya penggunaan MSG yang berlebihan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.
Penambah rasa yang kita kenal dengan nama monosodium glutamat atau (MSG) adalah zat aditif makanan yang telah digunakan selama beberapa dekade untuk meningkatkan rasa. Ini biasanya digunakan dalam berbagai jenis makanan dan daging olahan. MSG terdiri dari asam glutamat dan garam. Bahan ini sering dikaitkan dengan pengaruh negatif yang bisa mengganggu sistem saraf otak. Bahkan, dalam dosis tinggi bisa menyebabkan serangan epilepsi, demikian yang dilansir Foxnews.
Memang, tidak banyak penelitian yang mendukung gagasan bahwa MSG menyebabkan reaksi negatif pada mereka yang mengonsumsinya. Tapi selama bertahun-tahun, banyak orang yang mengonsumsi makanan yang mengandung aditif MSG tersebut mengklaim mereka menderita sakit kepala, mati rasa, berkeringat, jantung berdebar-debar, mual dan kelelahan. Reaksi ini dikenal sebagai gejala kompleks MSG. Biasanya, gejala sifatnya ringan dan sering tidak memerlukan perhatian medis. Meski demikian, tetap saja menggangu kesehatan Anda.
Untuk itu, penting bagi Anda untuk mengontrol asupan MSG. Pasalnya, jika dibiarkan lebih lama, Anda dapat menyesal di kemudian hari
Efek Bahaya dari Penggunaan MSG :
A. Chinese Restaurant Syndrome
Tahun 1968 dr. Ho Man Kwok menemukan penyakit pada pasiennya yang gejalanya cukup unik. Leher dan dada panas, sesak napas, disertai pusing-pusing. Pasien itu mengalami kondisi ini sehabis menyantap masakan cina di restoran. Masakan cina memang dituding paling banyak menggunakan MSG. Karena itulah gejala serupa yang dialami seseorang sehabis menyantap banyak MSG disebut Chinese Restaurant Syndrome.
Bagaimana sampai MSG bisa menimbulkan gejala di atas, masih dugaan sampai saat ini. Tetapi diperkirakan penyebabnya adalah terjadinya defisiensi vitamin B6 karena pembentukan alanin dari glutamat mengalami hambatan ketika diserap. Konon menyantap 2 – 12 gram MSG sekali makan sudah bisa menimbulkan gejala ini. Akibatnya memang tidak fatal betul karena dalam 2 jam Cinese Restaurant Syndrome sudah hilang.
B. Kerusakan Sel Jaringan Otak
Hasil penelitan Olney di St. Louis. Tahun 1969 ia mengadakan penelitian pada tikus putih muda. Tikus-tikus ini diberikan MSG sebanyak 0,5 – 4 mg per gram berat tubuhnya. Hasilnya tikus-tikus malang ini menderita kerusakan jaringan otak. Namun penelitian selanjutnya menunjukkan pemberian MSG yang dicampur dalam makanan tidak menunjukkan gejala kerusakan otak.
Asam glutamat meningkatkan transmisi signal dalam otak, gamma-asam aminobutrat menurunkannya. Oleh karenanya, mengkonsumsi MSG berlebihan pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam otak (Anonimous 2006).
C. Kanker
MSG menimbulkan kanker betul adanya kalau kita melihatnya dari sudut pandang berikut. Glutamat dapat membentuk pirolisis akibat pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu lama. pirolisis ini sangat karsinogenik. Padahal masakan protein lain yang tidak ditambah MSG pun, bisa juga membentuk senyawa karsinogenik bila dipanaskan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang lama. Karena asam amino penyusun protein, seperti triptopan, penilalanin, lisin, dan metionin juga dapat mengalami pirolisis dari penelitian tadi jelas cara memasak amat berpengaruh.
D. Alergi
MSG tidak mempunyai potensi untuk mengancam kesehatan masyarakat umum, tetapi juga bahwa reaksi hypersensitif atau alergi akibat mengkonsumsi MSG memang dapat terjadi pada sebagian kecil sekali dari konsumen. Beberapa peneliti bahkan cenderung berpendapat nampaknya glutamat bukan merupakan senyawa penyebab yang efektif, tetapi besar kemungkinannya gejala tersebut ditimbulkan oleh senyawa hasil metabolisme seperti misalnya GABA (Gama Amino Butyric Acid), serotinin atau bahkan oleh histamin (Winarno 2004).
Kesimpulan
MSG memberikan rasa gurih dan nikmat pada berbagai macam masakan, walaupun masakan itu sebenarnya tidak memberikan rasa gurih yang berarti. MSG aman dikonsumsi sejauh tidak berlebihan. Meski dinilai aman, MSG hendaknya tidak diberikan bagi orang yang tengah mengalami cidera otak karena stroke, terbentur, terluka, atau penyakit syaraf. Konsumsi MSG menyebabkan penumpukan asam glutamat pada jaringan sel otak yang bisa berakibat kelumpuhan. Batasan aman yang pernah dikeluarkan oleh badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization), asupan MSG per hari sebaiknya sekitar 0-120 mg/kg berat badan.
Sumber : okezone dan Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar